Kampus Militer

Beranda » Kapabilitas Militer » imxst1 2015

imxst1 2015

Simulasi Perang Tahun 2015
Indonesia & Malaysia melawan Singapore & Thailand

Simulasi / wargame ini tidak terkait dengan permusuhan antar negara, semata-mata membahas kapabilitas militer, serta strategi militer yang dimungkinkan oleh kapabilitas tersebut. Kesamaan nama dan lokasi hanya kebetulan semata-mata.

Pada Simulasi Perang ini, terjadi perang antara Indonesia dengan Malaysia melawan Singapore dengan Thailand. Disimulasikan terjadi akibat ketegangan di perbatasan antara Thailand dengan Malaysia. Indonesia berpihak pada Malaysia, sementara Singapore berpihak pada Thailand.

Perang dimulai dengan invasi Thailand ke Malaysia. Singapore menyatakan dukungan pada Thailand sehingga Malaysia berupaya menyerang Singapore agar tidak terkepung dari dua arah. Indonesia membantu Malaysia dengan mengamankan Sarawak dan Kalimantan Utara sehingga Malaysia dapat menyerahkan seluruh pasukan di Semenanjung Malaysia. Pasmar2 akan mendarat di Pahang untuk membantu Malaysia menghentikan ujung tombak Thailand. Indonesia juga ikut menyerang Singapore sehingga Singapore dalam kondisi terkepung. Jika Singapore menyerah maka Indonesia dapat membantu Malaysia dengan melakukan pendaratan di Malaysia Utara / Thailand Selatan.

Order of Battle

OOB Thailand

OOB Singapore

OOB Malaysia

OOB Indonesia

simulasi 2015 imxst

Simulasi Perang Skenario IMxST1 Q4-2015

Prelude

Terjadi bentrok militer di Selatan Thailand. Junta militer Thailand mengumumkan keadaan darurat militer. Elemen utama dari 3 Army dikirim ke selatan yang berbatasan dengan Malaysia. Singapore mendukung junta militer Thailand dan membentuk kerjasama militer.

Atas permintaan Malaysia, Indonesia mengirimkan 10 batalion dari Kodam dan Kostrad melindungi Sarawak, sementara seluruh divisi TDRM di mobilisasi di Semenanjung Malaysia.

Malaysia membagi Rejimen Artileri Diraja menjadi 2 Divisi masing-masing 18 MLRS ASTROS II, menggerakkan 1 Divisi ke utara, dan 1 Divisi ke selatan berdekatan dengan Singapore. 4 Divisi Askar Wataniyah dibentuk, masing-masing 3 Resimen. Rejimen Askar Melayu dibagi menjadi 2 Divisi, masing-masing di Utara dan Selatan.

Singapore mengumumkan bahwa pergerakan Divisi Artileri Diraja ke Kluang adalah tindakan perang.

Thailand mengumumkan akan mengambil tindakan drastis kecuali Malaysia menarik mundur Rejimen Artileri Diraja dari perbatasan Utara dan Selatan.

Indonesia menggerakkan 6 yon armed ke Kepulauan Riau, ikut serta elemen dari Resimen Armed 1 & 2 Kostrad.

Russia mengumumkan penjualan S-400 ke Indonesia, dengan pengiriman segera ke Jakarta.

Menteri Pertahanan Singapore dan Thailand bertemu dengan Menteri Pertahanan US, membahas bahwa jika S-400 ditempatkan dekat Singapore maka keunggulan militer dapat hilang, oleh sebab itu Singapore dan Thailand harus melakukan pre-emptive attack. Menhan US menyatakan dapat memahami kondisi yang ada, dan tidak berpihak dalam konflik ini, baik jika Singapore diserang, atau jika menyerang lebih dulu. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai persetujuan US atas pre-emptive attack.

Pada D-day, 17 Oktober 2015, Singapore meluncurkan serangan udara ke Indonesia dan Malaysia, sementara 3 army Thailand bergerak maju ke semenanjung Malaysia.

Posisi Negara Lain

US mengumumkan tidak akan ikut campur, selama PRC dan Russia tidak terlibat konflik. Seluruh persenjataan Thailand dan Singapore yang selama ini disimpan di US telah tiba dan operasional.

Negara-negara NATO  mengumumkan embargo pada semua negara yang terlibat konflik militer.

PRC mengumumkan tidak akan ikut campur, selama US tidak terlibat.

Australia mengumumkan pembekuan FPDA, dan menghimbau semua pihak mengedepankan dialog. Australia dan New Zealand menarik pasukannya dari Fort Butterworth, Malaysia.

Russia mengumumkan netralitas, namun tetap melakukan penjualan dan pengiriman senjata ke Indonesia dan Malaysia.

Battleplan (Rencana Perang masing-masing negara, klik disini)

Battleplan Malaysia adalah menahan 3 army Thailand, menghancurkan Singapore dengan artileri. Membiarkan Thailand masuk ke wilayah Malaysia, menghentikan dengan Brigade 10th Paratroopers sambil menunggu Singapore di netralisir, kemudian memanfaatkan bottleneck Songkhila untuk memutus jalur logistik Thailand. Lalu dengan dukungan TNI dan Divisi Askar Melayu dari Selatan dapat mengepung 3 korps Thailand di dalam wilayah Malaysia.

Battleplan Indonesia adalah menghancurkan Singapore dengan artileri dari Kepulauan Riau di sekitar Singapore. Kemudian mendaratkan pasukan amfibi di Semenanjung Malaka untuk mendukung pertahanan Malaysia dari serangan Thailand.

Battleplan Thailand adalah melakukan blitzkrieg unit lapis baja dan mekanis dengan flanking oleh divisi air cavalery. Tidak ada superioritas udara di Semenanjung Melayu karena AU Singapore sibuk menghadapi Indonesia, serta membersihkan wilayah sekitar dari artileri. Karena itu potensial terjadi blitzkrieg klasik.

Battleplan Singapore adalah menggunakan superioritas udara untuk mencapai air supremacy, dan menetralisir artileri dengan kapabilitas anti-artileri secepatnya. Setelah pembersihan artileri, prioritas Singapore adalah menetralisir Indonesia. Setelah itu barulah Singapore bisa menghadapi Malaysia yang diharapkan cukup sibuk menghadapi Thailand.

Perang dimulai darat, laut, dan udara

Dapatkah Malaysia membendung ke-3 korps Thailand ?

Dapatkah kombinasi artileri Malaysia dan Indonesia menghancurkan Singapore ?

Apakah Marinir TNI AL dapat tiba di Semenanjung Malaysia pada waktunya, sebelum 3 korps Thailand menghancurkan pertahanan Malaysia ?


Tinggalkan komentar