Kampus Militer

Alutsista Laut

Peringkat Kepemilikan Alutsista Laut di Asia Tenggara per 2015

Peringkat Kepemilikan Alutsista Laut di Asia Tenggara per 2015 (large: 4656 × 1820)

Peringkat Kepemilikan Alutsista Laut di Asia Tenggara per 2015. Klik pada gambar untuk melihat ukuran sepenuhnya: 4656 × 1820.

Peringkat Kepemilikan Alutsista Laut di Asia Tenggara per 2015 disusun untuk Military Defense Capability Index (MDCI) 2015. MDCI adalah indeks kapabilitas pertahanan militer berdasarkan kemampuan negara-negara asing memproyeksikan kekuatannya ke wilayah Nusantara. MDCI disusun oleh partisipasi independen swadaya rakyat Indonesia: kampusmiliter.com, dengan alamat publikasi di kampusmiliter.wordpress.com dan kampusmiliter.blogspot.com.

Peringkat Kepemilikan Alutsista Laut di Asia Tenggara per 2015 disusun dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Kategorisasi Kepemilikan Alutsista di Asia Tenggara per 2015
  2. Peringkat Kepemilikan Alutsista Darat, Laut, dan Udara di Asia Tenggara per 2015

Dari Peringkat Kepemilikan Alutsista Darat, Laut, dan Udara dapat dilakukan Perbandingan Kekuatan Darat, Laut, dan Udara di Asia Tenggara per 2015.

Peringkat Kepemilikan Alutsista Laut di Asia Tenggara per 2015

1. Indonesia

Indonesia masih memimpin alutsista laut melalui kepemilikan tonase tempur laut terbesar, serta rudal anti kapal Yakhont di KRI Oswald Siahaan (kelas Van Speijk). TNI AL mengantisipasi dengan baik kehadiran frigat Formidable Singapore, serta submarin kelas Kilo dan frigat F2000 Vietnam dengan melakukan uji tembak rudal Yakhont pada tahun 2011. Sekalipun demikian, kapal lain hanya mengandalkan Exocet yang terbukti kurang manjur, serta C-802 buatan China yang belum terbukti kapabilitasnya.

Exocet sempat naik daun pada perang Malvinas, dengan keberhasilan menenggelamkan kapal Inggris. Namun pada versi selanjutnya, 2 rudal Exocet Iran menghajar frigat US kelas Oliver Hazard Perry, dan frigat tersebut dapat berlayar sendiri ke pelabuhan dan diperbaiki, untuk kemudian beroperasi kembali. Seyogyanya satu rudal anti kapal mampu menenggelamkan destroyer, apalagi frigat. Dengan demikian keampuhan Exocet sebagai rudal anti kapal dipertanyakan.

TNI AL juga mempertahankan keunggulan kapabilitas serang amfibi dengan produksi 4 LPD kelas Makassar serta diikuti LST pengangkut Leopard.

Sekalipun demikian hanud TNI AL maksimal berjarak 20km dengan MBDA MICA.

 

2. Singapore

Singapore memiliki kekuatan laut yang sangat efisien dan efektif. Dengan kehadiran 6 frigat kelas Formidabe, dan 2 frigat kelas Archer, sekalipun secara tonase masih dibawah TNI AL, RSN merupakan armada tempur laut yang terkuat di Asia Tenggara.

Armada Singapore diperkuat dengan sishanud Aster 15/30 yang terkuat di Asia Tenggara. Aster 30 adalah satu-satunya sishanud jarak jauh yang dioperasikan di Asia Tenggara, dengan kapabilitas menembak rudal anti kapal supersonik.

Armada Singapore juga diperkuat oleh kehadiran AEW yang sekaligus berfungsi sebagai radar laut. G550 AEW&C dilengkapi dengan radar SAR EL/M2060P yang merupakan radar pemantau permukaan jarak jauh.

Satu lagi kelebihan Singapore adalah pengoperasian MV Swift Rescue yang memiliki kendaraan selam bawah laut dengan kemampuan menyelamatkan kapal selam. Apabila terjadi kecelakaan kapal selam, dibutuhkan operasi penyelamatan dengan peralatan sangat canggih. Hanya Singapore yang memiliki kapabilitas tersebut di Asia Tenggara.

Untuk menjadi kekuatan laut terkuat di Asia Tenggara, Singapore masih harus mengganti armada kapal selamnya, yang direncanakan digantikan oleh armada kasel kelas 214. Armada kasel Singapore saat ini masih merupakan armada kasel terkuat kedua di Asia Tenggara setelah Vietnam, dengan 4 kasel Challanger dan 2 kasel Archer yang sudah menggunakan teknologi AIP.

 

3. Vietnam

Vietnam satu dekade silam tidak memiliki kekuatan laut. Peringkatnya tidak berbeda jauh dengan Phillipine atau Myanmar. Dalam 1 dekade Vietnam melakukan lompatan jauh kedepan dengan armada frigat dan kapal selam yang sangat kuat.

Armada 6 kasel kelas Kilo 636 menjadikan Vietnam sebagai armada kapal selam terkuat di Asia Tenggara. Kasel tersebut adalah kasel baru, bukan kasel bekas, dibangun 1 setiap tahun. Saat ini sudah tersedia sekitar 4 kasel, dan 2 lagi akan datang sebelum 2017.

Vietnam juga mengoperasikan frigat moderen Gepard yang sekalipun tonasenya kecil namun termasuk yang tercanggih di Asia Tenggara. Frigat Geppard mengoperasikan sishanud MBDA Mica jarak menengah (20km).

Kehadiran armada kasel kelas Kilo 636 serta frigat Gepard menjadikan Vietnam sebagai armada AL terkuat di Asia Tenggara. Kasel kelas Kilo dilengkapi dengan rudal anti kapal Klub 3M-54E1 yang memiliki jarak tembak 220km. Kasel kelas Kilo juga membawa SAM sehingga tidak mudah dihadang oleh heli anti kapal selam. Diatas kertas, semua armada Asia Tenggara akan dapat dikalahkan oleh Vietnam dengan mudah.

 

4. Thailand

Thailand memiliki ambisi dan anggaran cukup untuk menjadi Angkatan Laut yang terkuat di Asia Tenggara.

Merupakan yang pertama dan satu-satunya negara Asia Tenggara yang mengoperasikan carrier. Sekalipun merupakan carrier mini dan saat ini tidak ditumpangi pesawat tempur namun carrier tersebut merupakan kapal terbesar dan terkuat di Asia Tenggara. Thailand dapat dengan mudah melengkapi pesawat tempur STOVL, baik dengan membeli Harrier eks US Navy, atau membeli F-35C yang baru saja operasional. Kedua opsi ini terlihat masih terbuka.

Kelemahan utama AL Thailand adalah tidak memiliki armada kapal selam. Hal ini tidak lama, karena Thailand tengah membangun pangkalan kapal selam dan sudah mulai melatih awak kapal selamnya.

Armada tempur permukaan Thailand merupakan salah satu yang terkuat di Asia Tenggara, mengandalkan kapal-kapal besar eks US Navy, baik kelas Knox saat ini, maupun kelas Oliver Hazard Perry yang sedang diupayakan dihibahkan oleh US.

US tengah mengakhiri operasional seluruh frigatnya, yaitu tersisa frigat kelas Oliver Hazard Perry, dan penerimanya potensial menjadi Angkatan Laut terkuat di Asia Tenggara.


Tinggalkan komentar