Kampus Militer

Beranda » Pertahanan Nusantara

Pertahanan Nusantara

Pertahanan Nusantara terkait dengan postur ideal pertahanan nasional serta postur antara yang memungkinkan untuk dicapai menuju ke postur ideal.

Terdapat banyak alternatif postur TNI yang ideal. Sebagai contoh, Indonesia dapat dipertahankan dengan armada carrier battlegroup, tetapi juga dapat dipertahankan tanpa armada carrier battlegroup. Pertahanan nusantara yang ideal dapat disusun dengan keberadaan Destroyer, tetapi juga dapat disusun tanpa Frigat sekalipun.

Pada dasarnya postur TNI yang ideal dapat didefinisikan sebagai:

Postur TNI yang memiliki kemampuan untuk menghadapi kekuatan militer yang dapat di proyeksikan ke nusantara, atau dapat disiapkan untuk memiliki kemampuan tersebut dalam waktu yang memadai sebelum potensi ancaman berubah menjadi ancaman nyata.

TNI memiliki banyak tugas lain selain untuk menghadapi perang moderen, namun untuk seluruh tugas lain tersebut sudah ada institusi lain yang memegang tanggung-jawab utama. TNI hanya berfungsi sebagai pelengkap. Untuk menghadapi perang moderen mempertahankan Nusantara, hanya TNI sendiri yang memegang tanggung-jawab tersebut. Tidak ada institusi lain selain TNI yang dapat melakukan perang moderen. Peran ini adalah peran tunggal TNI. Karena itu TNI harus terfokus menghadapi peran tunggal-nya tersebut. Karena jika TNI gagal, maka pembangunan selama puluhan tahun, bahkan dimasa depan dalam ratusan tahun, akan menjadi sia-sia.

Untuk memahami kompleksitas pertahanan Nusantara, kita perlu belajar dari sejarah. Belum pernah ada entitas penguasa Nusantara yang sanggup mempertahankan Nusantara secara militer.

  1. Belanda (VOC), Inggris, Portugis, Spanyol, Turki bersaing menguasai Nusantara.
  2. Perusahaan Multinasional VOC, tbk, mendominasi perdagangan Nusantara (1619 – 1800, tahun dimulai sejak Jayakarta direbut dari Kesultanan Banten, mengusir basis pedagang Inggris di Jawa).
  3. Belanda mendominasi Nusantara setelah VOC bangkrut (1800 – 1806).
  4. Prancis mendominasi Nusantara dengan menjajah Belanda (1806 – 1811).
  5. Inggris mendominasi Nusantara (1811 – 1815).
  6. Belanda memperoleh dominasi Nusantara dari Inggris dan mengembangkan kekuasaan Hindia Belanda secara bertahap (1815 – 1920).
  7. Belanda menguasai Nusantara (1920 – 1942, 1920 adalah tahun dimana administrasi Hindia Belanda secara resmi mengendalikan Papua, wilayah Nusantara terakhir yang diperoleh dari Treaty of Hague tahun 1895)
  8. Jepang merebut Nusantara dari Sekutu: Amerika, Inggris, Australia, Belanda (1942).
  9. Inggris menguasai Nusantara setelah Jepang menyerah (1945 – 1946).
  10. Belanda memperoleh Nusantara dari Inggris (1946 – 1950).
  11. Indonesia memperoleh Nusantara dari Belanda berdasarkan KMB (1950).

Secara militer dapat kita pelajari:

  • Poin 3: Kesultanan Banten tidak dapat menghadapi invasi Belanda ke Batavia dengan 19 kapal perang.
  • Poin 6: Pasukan KNIL dengan bertahap merebut seluruh Nusantara secara militer.
  • Poin 7: Jepang merebut Nusantara secara militer dari pasukan Sekutu. Dominasi laut dilakukan dari 3 jalur laut, dan kekuatan laut Sekutu dikalahkan dalam Pertempuran Laut Jawa yang menewaskan Laksamana Karel Doorman. Kekuatan utama pasukan invasi AL Jepang adalah 5 carrier dan 4 battleship. Setelah armada laut dikalahkan, kekuatan darat Sekutu di Jawa menyerah dalam 2 minggu.

Formasi Pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger):

  • Berkekuatan 85.000 pasukan
  • Angkatan Udara: ML-KNIL (Militaire Luchtvaart KNIL) memiliki 389 pesawat
  • Naval Air Arm: MLD
  • 16 kapal selam

 

 


Tinggalkan komentar