Kampus Militer

Beranda » Kapabilitas Militer » Perbandingan Militer

Perbandingan Militer

Kapabilitas Militer di Asia Tenggara per 2015

Peringkat Kapabilitas Militer di Asia Tenggara per 2015 disusun untuk Military Defense Capability Index (MDCI) 2015. MDCI adalah indeks kapabilitas pertahanan militer berdasarkan kemampuan negara-negara asing memproyeksikan kekuatannya ke wilayah Nusantara. MDCI disusun oleh partisipasi independen swadaya rakyat Indonesia: kampusmiliter.com.

Tahapan

Peringkat Kapabilitas Militer di Asia Tenggara per 2015 disusun dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Kekuatan di kawasan:
    1. Negara-negara ASEAN, utamanya:
      1. Indonesia: OOB
      2. Malaysia: OOB
      3. Myanmar: OOB
      4. Singapore: OOB
      5. Thailand: OOB
      6. Vietnam: OOB
    2. Negara Sekitar
    3. Kekuatan Regional
    4. Kelompok Militer
  2. Peringkat Pasukan Darat di Asia Tenggara
  3. Peringkat Kepemilikan Alutsista Darat, Laut, dan Udara di Asia Tenggara
  4. Perbandingan Kekuatan Darat, Laut, dan Udara di Asia Tenggara
  5. Kapabilitas Militer di Asia Tenggara (tabel diatas / halaman ini)
  6. Kapabilitas Proyeksi Militer ke Nusantara
  7. Untuk memperjelas kapabilitas militer, disusun simulasi perang: Indonesia Malaysia vs Singapore Thailand Kuartal 4 2015

Peringkat Kapabilitas Militer di Asia Tenggara per 2015

1. Vietnam

Militer Vietnam melompat menjadi militer terkuat di Asia Tenggara per 2015, melalui kehadiran kekuatan darat yang sangat besar, kekuatan laut yang mengalami moderenisasi besar-besaran dengan sangat efektif dengan kehadiran kapal selam kelas Kilo dan sejumlah frigat dan korvet baru yang moderen, serta kekuatan udara yang sangat besar di kawasan. Angkatan Darat Vietnam sejak awal memiliki kekuatan yang sangat besar, serta diorganisasikan dengan baik pula. Ke-4 Korps AD Vietnam adalah yang terkuat di Asia Tenggara.

Vietnam mengoperasikan dan memproduksi komponen rudal balistik Scud B. Memiliki jaringan pertahanan udara terintegrasi, dengan S-300, S-125, serta S-75 serta sistem radar terpadu. Memiliki jaringan pertahanan pantai yang terintegrasi pula, dengan mengandalkan rudal pantai anti kapal Bastion P.

2. Singapore

Militer Singapore menyusul di tempat kedua, dengan kekuatan udara paling besar dan paling moderen di kawasan, menggunakan persenjataan yang battle-proven, dengan kekuatan laut yang kecil namun sangat efektif melalui kehadiran frigat kelas Formidable (La Fayette) yang terkuat dan tercanggih di kawasan, serta angkatan darat yang moderen, disertai kapabilitas network centric warfare yang menciptakan efek force-multiplier.

Sekalipun berada di peringkat kedua, kekuatan udara Singapore merupakan yang paling kuat di Asia Tenggara, dengan mengandalkan heavy fighter F-15 SG, dan fighter serba-bisa F-16 block 52+, dikombinasikan dengan radar udara G550 CAEW, serta pesawat air refuelling MRTT, Singapore mampu memproyeksikan kekuatan militernya jauh dari pulau Singapore.

3. Thailand

Militer Thailand berada diposisi ketiga, dengan kekuatan darat yang cukup besar dan moderen, satu-satu-nya yang memiliki divisi lapis baja dan divisi kavaleri udara di kawasan, kekuatan laut berkembang dengan sangat pesat dengan flagship carrier VSTOL Chakra Naruebet, serta kekuatan udara yang efektif dengan kombinasi AEW Saab dan fighter Grippen, dipadikan oleh kapabilitas network centric warfare yang memadai.

4. Indonesia

Militer Indonesia yang pada dekade silam merupakan kekuatan pertama di Asia Tenggara kini terpuruk pada posisi keempat, mengandalkan batalion-batalion TNI AD yang berjumlah besar namun sangat tidak efektif, kekuatan laut masih mempertahankan keunggulan tonase tempur dan amfibi namun kapabilitas semakin terbatas, dan kekuatan udara yang semakin lemah dengan pengadaan berbagai jenis pesawat dalam jumlah besar namun tidak menciptakan kemampuan tempur moderen, tanpa kapabilitas network centric warfare dan lemah dalam pertahanan udara strategis maupun hanud mobil.

5. Malaysia

Militer Malaysia menduduki tempat kelima, dengan kapabilitas kekuatan darat yang dilampaui oleh Myanmar, kekuatan laut terbatas oleh usia frigat andalannya, sementara angkatan udara hanya mengandalkan satu skadron Su-30 MKM.

6. Myanmar

Militer Myanmar mengalami kemajuan besar-besaran, dengan kekuatan darat yang cukup besar, moderenisasi angkatan laut didukung sepenuhnya oleh China, dan angkatan udara yang tua namun cukup besar.

7. Philippine

Militer Philippine masih dalam tahap persiapan untuk kemajuan militernya, angkatan darat masih terbatas, angkatan laut mulai mengembangkan kekuatan serang amfibi yang besar sesuai dengan postur negara kepulauan, angkatan darat masih belum dikembangkan secara memadai. Potensi ancaman konflik Laut China Selatan mendorong Philippine untuk mengembangkan kekuatan militernya dalam dekade mendatang, dengan dukungan besar dari AS tidak diragukan adanya potensi kemajuan militer Philippine.

8. Cambodia

Militer Cambodia terbangun dari tidurnya pasca konflik perbatasan dengan Thailand, kekuatan darat Cambodia dengan cepat memulihkan kondisi tank-tank tempur, lapis baja, dan MLRS-nya dengan dukungan Ukraina sementara pelatihan pasukan khusus diperoleh dari Kopasus Indonesia, kekuatan laut Cambodia masih belum berkembang memadai, sementara kekuatan udara Cambodia masih lemah dengan belum diremajakannya fighter Cambodia, namun pengadaan heli tempur Z-8 cukup memperkuat kekuatan udara Cambodia.

9. Laos

Militer Laos masih terpuruk dengan kekuatan darat yang belum di moderenisasi, dan kekuatan udara yang sudah sulit difungsikan, hanya mengandalkan sejumlah heli militer. Laos tidak memiliki pantai sehingga tidak membangun angkatan laut.

10. Brunei

Militer Brunei tampak masih belum berencana meningkatkan kapabilitas-nya, sekalipun turut menghadapi potensi konflik Laut China Selatan.

Perbandingan Kekuatan Militer Darat, Laut, dan Udara di Asia Tenggara per 2015

Peringkat kepemilikan alutsista tidak otomatis menentukan perbandingan kekuatan militer. Sekalipun biasanya peringkat kepemilikan alutsista sebanding dengan peringkat kapabilitas militer, namun pada beberapa kasus ada perbedaan. Hal ini karena kapabilitas militer terkait dengan bagaimana kekuatan tempur di organisasikan.

Beberapa negara mengoperasikan banyak alutsista tanpa kemampuan tempur. Terkadang malah alutsista tua sudah tidak dapat beroperasi sesuai fungsinya. Pada daftar alutsista harus dicatat seluruh peralatan tempur, termasuk yang sudah dikategorikan tua yang masih disimpan sebagai cadangan. Hal ini karena alutsista tua tersebut bisa saja diperbaiki dan dalam waktu singkat dipersenjatai.

Pada kategori network centric warfare, militer dengan kapabilitas NCW memiliki peluang force-multiplier: kehadiran sejumlah alutsista pada satu theater tempur memberi dampak peningkatan kekuatan yang sangat besar, sehingga mampu mengalahkan kekuatan lawan yang jauh lebih besar.

A. Perbandingan Kekuatan Darat di Asia Tenggara per 2015

Perbandingan kekuatan darat dimulai dengan menyusun kategorisasi alutsista. Kemudian disusun 14 faktor penentu keunggulan militer darat.

Khusus kekuatan darat, dipertimbangkan jumlah pasukan darat.

Lihat Perbandingan Pasukan Darat Asia Tenggara 2015

Juga bagaimana kekuatan darat tersebut di organisasikan, yang disebut sebagai Order of Battle (OOB).

Lihat Order of Battle Negara-negara Asia Tenggara 2015: IndonesiaMalaysia, Vietnam, Singapore, Philipine, Brunei, Laos, Myanmar, Cambodia.

Berdasarkan kategorisasi alutsisa, kemudia dibandingkan alutsista yang dimiliki masing-masing negara.

Lihat perbandingan alutsista darat negara-negara Asia Tenggara 2015

Berdasarkan faktor penentu keunggulan militer darat, disusun perbandingan kekuatan darat.

Lihat perbandingan kekuatan darat di Asia Tenggara per 2015

Tabel perbandingannya sebagai berikut:

Perbandingan Kekuatan Darat di Asia Tenggara per 2015

B. Perbandingan Kekuatan Laut di Asia Tenggara per 2015

Perbandingan kekuatan laut dimulai dengan menyusun kategorisasi alutsista. Kemudian disusun 14 faktor penentu keunggulan militer laut.

Berdasarkan kategorisasi alutsisa, kemudia dibandingkan alutsista yang dimiliki masing-masing negara.

Lihat perbandingan alutsista laut negara-negara Asia Tenggara 2015

Berdasarkan faktor penentu keunggulan militer laut, disusun perbandingan kekuatan laut.

Lihat perbandingan kekuatan laut di Asia Tenggara per 2015

Tabel perbandingannya sebagai berikut:

Perbandingan Kekuatan Laut di Asia Tenggara per 2015

C. Perbandingan Kekuatan Udara di Asia Tenggara per 2015

Perbandingan kekuatan udara dimulai dengan menyusun kategorisasi alutsista. Kemudian disusun 14 faktor penentu keunggulan militer udara.

Berdasarkan kategorisasi alutsisa, kemudia dibandingkan alutsista yang dimiliki masing-masing negara.

Lihat perbandingan alutsista udara negara-negara Asia Tenggara 2015

Berdasarkan faktor penentu keunggulan militer udara, disusun perbandingan kekuatan udara.

Lihat perbandingan kekuatan udara di Asia Tenggara per 2015

Tabel perbandingannya sebagai berikut:

Perbandingan Kekuatan Udara di Asia Tenggara per 2015

Q & A:

Mengapa tidak memasukkan perbandingan produksi minyak ?

Kekuatan militer tidak terkait langsung dengan produksi minyak. Jepang, Jerman, Amerika dan Inggris pada PDII tidak memiliki produksi minyak besar.

Kemampuan menumpuk cadangan minyak strategis dimasukkan pada faktor penentu keunggulan militer untuk ketiga matra.

Mengapa tidak memasukkan perbandingan jumlah penduduk ?

Kekuatan militer tidak terkait langsung dengan jumlah penduduk. Pada Perbandingan Pasukan Darat, yang dinilai adalah jumlah pasukan reguler, pasukan teritorial, serta komponen pasukan cadangan. Berdasarkan teori perang klasik, dalam perang jangka panjang keunggulan jumlah penduduk akan mempengaruhi hasil perang, sebagaimana Soviet dalam PDII, namun dalam hal ini sangat bergantung pada sifat perang tersebut. Dalam kasus lain pasca PDII, jumlah penduduk sama-sekali tidak mempengaruhi hasil perang (Perang Arab-Israel, Perang Malvinas, Perang Israel-Libanon, Perang Teluk I, Perang Teluk II, dsb).

Mengapa tidak memasukkan perbandingan luas wilayah ?

Memasukkan perbandingan ukuran luas wilayah sebagai faktor keunggulan militer menjadi tidak tepat karena luas wilayah tidak selalu berbanding lurus dengan kekuatan militer. Pada MDCI, perbandingan luas wilayah mempengaruhi faktor penentu keunggulan militer. Misalnya jumlah dan kualitas lapangan udara menentukan aspek Lanud, dimana negara yang luas dengan banyak lapangan udara tentu lebih kuat. Namun sebaliknya pada aspek Pengawasan Udara, Jaringan Radar, Intersepsi Udara, negara yang lebih luas tentu membutuhkan lebih banyak alutsista dibandingkan negara yang kecil.

MDCI adalah indeks kapabilitas pertahanan militer berdasarkan kemampuan negara-negara asing memproyeksikan kekuatannya ke wilayah Nusantara. MDCI disusun oleh partisipasi independen swadaya rakyat Indonesia: kampusmiliter.com.

Diskusi terkait kampusmiliter.com dapat dilakukan di halaman resmi facebook kampusmiliter.com: https://www.facebook.com/kampusmiliter

 


10 Komentar

  1. tenggi berkata:

    INI baru yg sejujurnya analisis.tidak berat sebelah

    Suka

  2. aan atatri berkata:

    merdeka…. kami bagian dari masarakat indonesia.. sangat mengharapkan efesiensi dan modrenisasi penambahan armada alutsista untuk tahun 2015.. maju trus indonesia

    Suka

  3. Januar Raf berkata:

    Klo dari survey versi asing, Global fire power. Indonesia berada di peringkat 19 dunia terkuat militernya. Terkuat di asia tenggara bahkan di atas Australia. Survey itu memperhitungkan juga ketersediaan sumber energi, yaitu minyak bumi. Ya secara logika, punya sebanyak apapun pesawat, kapal, dan tank tapi klo bahan bakarnya ga ada, ya… ga bisa dipake…..

    Suka

  4. ali berkata:

    emang sda banyak tapi siapa yg manfaatkannya? indo?

    Suka

  5. Bang Imron Tebet berkata:

    tenang Bro…! Militer indonesia adalah Panutan dan Guru bagi Asia dan Afrika..! Mental dan Pengalaman serta stategi Tempur indonesia amat sangat diperhitungkan dikawasan…! Alhamdulillah kita telah selesai membangun MEE Renstra satu.. kita tunggu diRenstra kedua ini.. Mudah2an membawa perubahan berarti.. insyaAlloh indonesia akan semakin dipandang dan diperhitungkan..! amiiiin..!

    Suka

  6. zakaria berkata:

    buat apa kuat,kalau hati dan iman tak memiliki kekuatan pada tuhan,menang di dunia belum tentu menang di akhirat,kalah/mati di dunia masih ada jalan dan kehidupan di akhirat,muslim akan jaya di sana, jangan terpengaruh oleh negara sombong amerika,mangajak seluruh negara untuk berlomba-lomba adu kekuatan negara,memperbaiki senjata,baik nuklir,senjata pemusnah lainnya,yg tidak lain semua itu hanya untuk menghancurkan dunia dan penghuninya,pada akhirnya akan seperti itu,dan apakah kita bangga menjadi negara terkuat? ALLOHlah yang lebih kuat.

    Suka

  7. nusantara berkata:

    TNI AD, memang terbagi bagi dalam batalion di seluruh nusantara, bukan berati mereka lemah jika di bandingkan dengan pasukan asing, semua sudah diperhitungkan secara cermat dan teliti. persenjataan bolehlah standar atau sedikit kalah, tapi jangan lupakan man behind gun, karna itu kemampuan tiap personil kita dibuat jauh lebih unggul. dan harus di ingat jumlah tentara juga, kalau vietnam okelah, bagaimana dengan singapore dan thailand? jumlah alutsista secanggih dan sebanyak apapun takkan bisa mengusai indonesia jika jumlah personil militer mereka kurang dari 8juta orang,,, bingung? ambilah contoh jerman ketika menguasai eropa, berapa jumlah anggota dan jumlah alutsista yang terbilang sangat canggih dijamanya. dan kita masih ada MEE tahap 2

    Suka

  8. lin kuei berkata:

    tpi sih kalo menurut ane buat indonesia yang terpenting sekarang, menaikan tingkat militernya ke minimum dulu biar ga di anggap enteng ama tetangga. ntar kalo ada ancaman yg serius baru perbaharui alutsista secara besar-besaran.

    Suka

  9. robby berkata:

    di gfp global fire power indonesia peringkat 12 diatas vietnam singapur dan thailand bahkan australia ini ngaco kali

    Suka

  10. erikc cassanovik berkata:

    isyak allah aku akan menyiptakan nuklir untuk negri kita ini.
    supaya nyaing kan USA.china.dan russia

    Suka

Tinggalkan komentar